Apa Itu Storytelling?

By SaungMaman

Orang yang ahli dalam berpidato belum tentu mampu memberikan penjelasan yang dapat dimengerti oleh semua orang. Walaupun pendengar biasanya setuju dengan apa yang disampaikan, namun belum tentu mereka dapat mengingat dengan baik apa-apa yang baru saja mereka dengar. 

Hal ini seringkali terjadi dikarenakan si pembicara tidak memiliki kemampuan menyampaikan informasi yang bisa memancing imajinasi dan pendengar harus benar-benar menyimak setiap kata dari pembicara untuk bisa memahami. 

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa fakta-fakta kritis, data dan analisa akan lebih menggugah minat bila dikaitkan dengan emosi, bahkan bisa menggerakkan orang untuk mengambil tindakan. 

Sebuah cerita dapat menembus apa yang tidak dapat digapai oleh analisa kuantitatif yaitu hati. Data dapat mempengaruhi orang tetapi tidak dapat menginspirasi orang untuk melakukan tindakan. Sedangkan cerita bisa membuat hati membara dan mengarahkan jiwa. Keampuhan cerita bisa menembus segala bidang mulai dari penjualan produk, proses belajar mengajar, sampai pada masalah agama dan ideologi. 

Apa itu Storytelling? 

Apa itu Storytelling? 
Storytelling terdiri dari 2 kata yaitu story dan telling. Story artinya cerita dan telling berarti penceritaan. Jadi storytelling artinya kegiatan menyampaikan cerita. Storytelling dalah sebuah ketrampilan yang sudah lama ada sebelum ada buku, surat kabar apalagi internet. Berbagi cerita melalui dongeng sudah sejak lama dilakukan oleh nenek moyang kita. Kita tentu masih ingat, saat kita kecil begitu serius mendengarkan dongeng yang dibawakan oleh orang tua kita. Dan hebatnya, bukan saja kita memahami apa yang orang tua kita ceritakan, tapi kita bahkan bisa menceritakannya kembali kepada orang lain. 


Riset menunjukkan bahwa cerita dapat menyentuh pusat-pusat sensori di otak pendengar, membuat mereka seolah-olah berada dalam cerita tersebut bahkan mengalaminya sendiri. Oleh sebab itu, cerita yang tepat dapat mempengaruhi isi hati, menarik perhatian dan mudah diingat dalam waktu cukup lama. 

Cerita yang baik biasanya dilengkapi dengan kata-kata yang sederhana, mudah dipahami, disertai gambar, atau media pelengkap lainnya sehingga mampu menumbuhkan imajinasi dan membuatnya seperti nyata.

Dalam bidang politik dan ekonomi, cerita bisa menggambarkan inisiatif tertentu, menambahkan nilai suatu produk, atau menambahkan alasan pentingnya sebuah organisasi untuk berubah. Metode yang terbilang kuno ini ternyata masih efektif untuk diterapkan dalam kehidupan di masa kini. 

Yang menjadi tantangan adalah bagaimana menularkan pengalaman para senior kepada generasi yang lebih muda. Hal ini tentu tidak bisa hanya sekedar lewat tulisan ataupun pelatihan saja. Storytelling menjadi metode yang efektif dengan adanya muatan emosi didalamnya. 

Setiap cerita harus mengandung 3 unsur. Pertama fokus pada hal yang positif, menimbulkan rasa bahagia dan mengandung kisah sukses. Kedua, cerita perlu ada unsur "kepahlawanan" yang menjadi fokus cerita. Dan ketiga, cerita harus mengambil tema yang tidak biasa agar menarik perhatian. 

Selain harus disampaikan dengan teknik, seperti intonasi, frasa bahasa tubuh, ada 7 elemen lainnya yang harus diperhatikan dalam membuat storytelling, yaitu:

1. Tentukan tema sehingga pendengar dapat memahami pokok pembahasan dengan jelas. 

2. Gunakan metafora dan analogi agar pendengar dengan mudah terpengaruh oleh isi cerita. 

3. Rangsang emosi pendengar. Menurut penelitian, banyak keputusan diambil didasarkan atas emosi. 

4. Jaga supaya cerita terlihat nyata dan tergambar dengan jelas. Jangan membuat cerita diluar nalar karena akan sulit direkam oleh ingatan. 

5. Sisipkan kejutan agar pendengar melepaskan adrenalinnya. 

6. Menyesuaikan jalan cerita dengan lingkungan pendengar. Usahakan membuat narasi yang singkat, padat dan jelas. 

7. Lakukan komunikasi dua arah dengan cara mengajak pendengar untuk berkomentar, bertanya atau melakukan kritik apabila ada pembahasan yang dirasa tidak sesuai dengan fakta. 

Sumber: klasika.kompas.id
Apa Itu Storytelling?

You Might Also Like:

Tidak ada komentar: